Minggu, 07 Maret 2010

BAGAIMANAKAH CARA PEMBAGIAN MUATAN KAPAL AGAR KAPAL TIDAK RUSAK?

ZAS-AZAS PEMUATAN / PEMADATAN

Pada prinsipnya pemuatan atau pemadatan itu meliputi berbagai faktor
yang perlu diperhatikan, yaitu :

a. Melindungi kapal ( to protect the ship )
b. Melindungi Muatan ( to protect the cargo )
c. Keselamatan buruh dan ABK ( Safety of crew and longshore men )
d. Melaksanakan pemuatan/pemadatan secara sistimatis ( to obtain
rapid systematic loading and discharging )
e. Memenuhi ruang muatan sepenuh mungkin sesuai dengan daya
tampungnya ( to obtain the maximum use of available cubic of the
ship )


Melindungi kapal (to protect the ship )

Azas ini sangat erat dengan kelayakan kapal (laik laut ) artinya bahwa
kapal dalam pembagian muatan di kapal haruslah baik ditinjau dari
pembagian secara Vertical ( menegak dari bawah keatas ), Longitudinal
(membujur dari depan ke belakang), dan secara Transversal (melintang
dari kiri ke kanan).

Pembagianmuatan secara vertical

Pembagian muatan secara vertical ini mempunyai pengaruh terhadap
stabilitas kapal. Apabila muatan terlampau banyak berat dikonsentrasikan
diatas atau geladak atas saja maka kapal akan cenderung mempunyai
stabilitas kecil atau disebut kapal dalam kondisi langsar.
Sebaliknya apabila terlalu banyak berat muatan dikonsentrasikan dalam
palka bawah ( lower hold ) maka stabilitas kapal akan terlalu besar atau
disebut kondisi kaku. Kedua kondisi tersebut kurang baik bila kapal dalam
pelayaran.

Ciri-ciri kapal dalam kondisi langsar ( tender ) adalah sebagai berikut :

- Bagian atas terlampau berat
- Kapal akan mengoleng dan kembali secara lambat sekali
- Kapal lebih Comfortable
- Apabila ombak cukup besar tidak banyak air masuk
Efek sampingan dari kondisi kapal yang demikian ini adalah :

- Kurang menyenangkan orang yang berada di dalamnya
- Sering pula menyebabkan muatan bergeser / berpindah dari
tempatnya
Ciri-ciri kapal dalam kondisi kaku ( stiff ) adalah sebagai berikut :

- Berat bagian bawah
- Mengoleng dan kembali secara cepat sehingga tersentak-sentak
- Kapal tidak Comfortable
- Apabila ombak terlalu / cukup besar banyak air laut yang masuk
keatas deck
Efek sampingan dari kondisi kapal yang demikian ini adalah :

- Dapat menimbulkan tekanan-tekanan berat pada sambungansambungan
konstruksi kapal
- Hempasan keras pada pintu / jendela dapat memecahkan kaca
- Bergesernya atau terlepasnya ikatan-ikatan antena, standard kompas
atau alat-alat lain
- Kerusakan-kerusakan lainnya yang mungkin tidak

Efek sampingan dari kondisi kapal yang demikian ini adalah :

- Dapat menimbulkan tekanan-tekanan berat pada sambungansambungan
konstruksi kapal
- Hempasan keras pada pintu / jendela dapat memecahkan kaca
- Bergesernya atau terlepasnya ikatan-ikatan antena, standard kompas
atau alat-alat lain
- Kerusakan-kerusakan lainnya yang mungkin tidak diketahui tanpa
adanya penelitian seksama ( di dock ).

Pembagian muatan secara longitudinal ( membujur )

Pembagian muatan secara Longitudinal ( membujur ) ini mempunyai
pengaruh atas Trim kapal dan kondisi Hogging ataupun Sagging. Yang
dimasudkan dengan Trim itu adalah perbedaan antara sarat depan (
fore draft ) dan sarat belakang ( after draft ).
Apabila sarat depan lebih besar disebut Trim depan/Nonggak ( trim by
the head ) sebaliknya bila sarat belakang yang lebih besar disebut Trim
belakang / Nungging ( trim by the stern ), dan bila Trim sama dengan
nol disebut even keel.
Disamping itu besarnya trim juga sangat mempengaruhi kecepatan kapal.
Oleh karenanya memperhitungkan Trim ini harus cermat sebelum kapal
berangkat berlayar sehingga kapal dapat dimuati sesuai dengan trim
yang dikehendaki. Jika dilihat dari kecepatan kapal maka trim belakang
lebih baik dari pada trim depan, dengan alasan :

- Pada trim belakang kecepatan kapal lebih baik dan mudah mengolah
gerak sebab kapal lebih luwes mengikuti gerakan ombak,
- Pada trim depan kecil tidak ada pengaruhnya, tetapi apabila terlalu
besar maka kecepatan kapal akan berkurang dan jika muatan penuh
berlayar dalam cuaca buruk akan banyak kemasukan air disebabkan
adanya hempasan ombak ( Green seas ).
Oleh karena pengaruh berat muatan dalam pemuatan / pemadatan
secara longitudinal maka akan menyebabkan kondisi kapal yang disebut
Hogging dan Sagging (lihat gambar 28).
Kondisi Hogging terjadi apabila total kosentrasi berat muatan terpusat
pada ujung-ujung kapal (haluan dan buritan).
Kondisi Sagging adalah kebalikannya yaitu apabila kosentrasi berat
muatan terpusat pada bagian tengah kapal.

Kondisi kapal akibat pemuatan membujur

Kedua kondisi tersebut tidak baik dan bisa berakibat buruk terhadap
sambungan-sambungan konstruksi kapal. Perlu diketahui bahwa keadaan
laut serta ombak akan lebih mempercepat proses kerusakan tersebut.
Disamping itu kondisi kapal Hogging dan Sagging mempengaruhi
kecepatan dan olah gerak kapal ( sukar membelok, setelah membelok
sulit dikembalikan ).

Pembagian muatan secara Transversal ( Melintang )

Pembagian muatan secara transversal ( melintang ) ini akan
mempengaruhi kapal dalam rollingnya dan harus diperhatikan adalah
pengaturan muatan disisi kiri dan kanan dari center line.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar